Total Kemacetan

Senin, 30 Maret 2009

Terkunci di Luar Rumah

Sore hari  sesudah solat Ashar, saya mengajak putra saya yang berusia 5 bulan jalan-jalan di sekitar perumahan. Kebetulan cuaca cerah dan sekalian mau coba kunci pintu yang baru dibenerin :P.

Cetrek...cetrek....dengan mudahnya saya mengunci, tidak seperti kemarin susahnya minta ampun. Tapi, saya baru sadar kenapa harus bawa HP segala, mana tidak ada saku juga tidak memakai gendongan.

Saya  buka kembali kunci, tp susahnya minta ampun tidak seperti waktu mengunci. Di coba berkali-kali hasilnya tetap nihil. Akhirnya saya bawa jalan-jalan dulu anak saya dengan pikiran mungkin nanti jadi gampang. 

Sekembalinya dari jalan-jalan dan sempat ketemu dengan ibunya Vanya yang juga membawa jalan-jalan anaknya, saya kembali mencoba membuka pintu dan hasilnya tetap nihil. Ternyata keberadaan HP yang tadinya saya anggap merepotkan jadi menguntungkan. Saya telepon suami yang masih di kantor dan saya di suruh menunggu setengah jam. Waduuh.... setengah jam...sedangkan cuaca sudah mendung dan angin. Anak saya tidak memakai jaket dan topi juga belum menyusu sejak bangun tadi. Ibunya Vanya menawarkan untuk ke rumahnya, tapi kurang enak karena suaminya baru pulang dari kantor. Jadi saya tetap di depan pintu mencoba membuka lagi sambil menggendong anak saya.

Sedang berusaha membuka pintu, dari sebrang ada ibu yang bertanya dan menawarkan obeng, saya mengiyakan. 

+ : "Sudah sama Ibu saja, kata si Ibu yang saya jemput ke rumahnya".
Dalam hati senang sekali ternyata si Ibu ini mengerti juga masalah pintu macet.
Tiba di depan pintu rumah saya...
+ : "Obeng ini untuk apa?"
lhaa???? , saya bengong.
-  : "Untuk bongkar pintu,Bu", jawab saya sekenanya.
+ : "Ooo...sini atuh saya pegang anaknya".
Akhirnya saya bongkar gagang pintu, sambil mengira-ngira cara kerjanya. Beberapa menit kemudian .... tararam...pintu terbuka...duuuh senangnya

Terimakasih, Bu pinjaman obengnya. 

2 komentar:

  1. + "lho.. tadi ibu pake kunci yang mana?"
    - "iya yang di atas kontainer kan?"
    + "... yang lagi nempel di pintu ini bukan?"
    - "iya pokoknya yang dari atas kontainer!"
    + "...(berpikir sejenak..) Iya, tapi yang di atas kontainer itu ada dua, kunci lama dan kunci baru... yang nempel di pintu ini yang lama soalnya... *nyengir*"

    BalasHapus
  2. - "ooo...jd yg Ibu pake itu kunci yang lama ya..." tetap tenang, padahal menahan ketawa (pantesan pintu susah di buka setelah di kunci)
    + "Ya...iyalah...gimana sih. Mana pintu jadi tambah rusak"
    - "Ya segitu juga lumayan ada kemauan merusak pintu" , tetap membela diri

    BalasHapus