Total Kemacetan

Jumat, 17 Januari 2020

Mengunjungi Little Amsterdam

Tanggal 11 januari 2020, kami sekeluarga akhirnya mengunjungi kota Semarang yang di juluki little Amsterdam karena bangunan tua nya yang terbilang masih banyak dan utuh. Apalagi di bawah pemerintahan walikota sekarang yang sangat peduli terhadap peninggalan sejarah. Kota lama di benahi dan gedung tua di pugar. Yang saya dengar dari percakapan warga, walikota memberikan dua pilihan pada pemilik gedung : memugar sendiri atau kalau tidak sanggup, menjualnya kepada pemkot.

Cita-cita ke kota ini sudah di rencanakan jauh hari sekira dua tahun yang lalu (lama banget kan). Karena, kami selalu terbentur dengan budget :D. Berdasarkan alasan tersebut juga kami memilih menggunakan kereta api dengan harga yang paling murah, K.A Ciremai kelas bisnis dengan jadwal keberangkatan pagi.  Kami berangkat dari stasiun Bandung pukul 8.10. Kenapa memilih pagi? karena, pemandangan yang kami lewati selama dalam perjalanan adalah hal terbaik yang tak boleh di lewatkan.

Kami berangkat berlima, dua orang dewasa dan 3 orang anak. Anak yang berusia 7 tahun dan 11 tahun masing-masing membawa tas yang berisi pakaian mereka, cemilan, dan jas hujan. Sedangkan yang paling kecil masih bebas tugas. Jas hujan untuk antisipasi karena kami berangkat saat musim hujan. Ini semacam backpacker ala-ala.


Tiba di Stasiun Tawang, kalau tidak salah pukul 16. 20, melebihi jadwal yang di tentukan karena ada perbaikan lokomotif di stasiun Cirebon.

Sekedar informasi, setiap pemberhentian kereta di stasiun tertentu, kami selalu di sambut dengan alunan musik khas daerahnya masing-masing. Untuk saya pribadi, itu sangat mengesankan. Bravo untuk PT. KAI yang terus meningkatkan pelayanannya !

Setelah menunaikan shalat ashar  kami menuju hotel dengan berjalan kaki karena jaraknya relatif dekat , kurang lebih 800m. Dari stasiun berjalan ke arah barat, kemudian belok ke arah kiri ke jl. garuda, jl. merpati sampai tiba di jembatan mberok. Dilanjutkan menyebrang ke arah jalan pemuda.

Kami menginap di New Metro Hotel yang pelayanannya sangat memuaskan selain letak hotel yang strategis. Hotel dekat dengan kota lama, toko oen, lunpia mbak lien, dan pasar Johar. Katanya ke pasar Semawis juga dekat, tapi kami tidak sempat kesana karena waktu yang tidak memungkinkan.


Tempat yang kami kunjung selama di Semarang adalah kota lama, San poo Kong, museum Mandala, Lawang Sewu, pantai Marina, dan Jl. Pandanaran sebagai pusat oleh-oleh.

Untuk pantai Marina, sepertinya perlu pengelolaan yang baik terutama masalah sampah. Sambil mengawasi anak-anak bermain, suami memunguti sampah yang masuk ke laut dan yang berserakan di tepi pantai. Dalam hitungan menit sampah terkumpul sekantung keresek penuh. Dan, semuanya plastik. Ini sangat menyedihkan. Indonesia adalah negara yang indah, tapi kesadaran untuk membuang sampah tidak sembarangan masih minim.



Untuk oleh-oleh, wingko babat pak Moel di rekomendasikan. Saya membeli di tempatnya langsung. Di sana juga tersedia pilihan oleh-oleh lainnya, seperti lunpia, bandeng presto, dll. Untuk lokasi tepatnya saya kurang faham, yang saya ingat dekat dengan jalan Pandanaran karena saya ke sana hanya kebetulan saja, sedang jalan kaki dan melihat plang wingko babat pak Moel.


Sempat juga kami naik bis keliling Semarang si kenang, yang titik kumpulnya berada di museum Ranggawarsita. Dari hotel ke museum menggunakan grab, tiba jam 7 lebih dan kebagian tiket terakhir jam 15.00 dengan sisa tempat duduk 5 kursi. Kami masih beruntung mendapatkan tiketnya. Jadwal bis ada 3 sesi, loket tiket di buka dari jam 6 pagi dan antrian sudah banyak dari jam 5.30 (kata petugasnya). Naik bis keliling ini gratis hanya meninggalkan KTP saja. Nanti, setelah selesai berkeliling, KTP di kembalikan.

Perjalanan selama 3 hari ini rasanya tidak cukup buat kami. Anak-anak pun sangat senang dan ingin kembali ke kota Semarang. Mudah-mudahan ....