Total Kemacetan

Jumat, 24 Juni 2011

Selamat Jalan Sahabat

Mas Chandra (Echan) pertama kenal waktu ketemu mas Olie untuk kedua kalinya di hotel Sawunggaling, Bandung. Orangnya  ramah dan enak diajak ngobrol. Suka ngeledekin sekaligus memberi masukan. Dia menggeluti bidang fotografi, seseringnya fotoin model. Setelah pertemuan tersebut selanjutnya kontak lewat dunia maya saja lewat multiply.

Beberapa bulan berselang Mas Echan menulis di guestbook, setelah lama gak pernah komentar di salah satu postingan saya :
matajiwaku wrote on May 2, '10
fit lo ada facebook gak? add fb gue ya: echanphotographer@yahoo.com

Langsung saja saya add, dan ternyata mas Echan lebih exist di fb di banding mp dan juga Mas Echan yang dulu pertama kali bertemu masih berstatus single sekarang sudah berstatus married. Kabar yang membahagiakan.

Tapi, kabar yang mengejutkan baru tadi saya terima. Mas Echan yang selalu riang, selalu ramah dan jauh dari angkuh telah pergi untuk selamanya menyisakan kenangan bagi semua yang mengenalnya. Perkenalan kami begitu singkat, tapi sosok mas Echan bisa menjadi sahabat bagi kami.
Selamat jalan mas Edi Chandra (20 desember 1978 - 13 juni 2011) semoga bahagia disana.
.

Selasa, 21 Juni 2011

Sarapan Pagi Roti Sumbu

Dari minggu kemarin gak jadi-jadi mau posting ini, banyak gangguan sana sini termasuk sinkronisasi otak yang kadang-kadang tak sejalan :P.

Gara-gara dikasih lihat sama mbak Evia foto roti sumbu alias singkong goreng akhirnya jadi ngeces. Besoknya langsung deh  beli singkong ke pasar terus coba bikin yang kaya di foto, tentunya dengan sedikit tips dari mbak Evia. Maklum, jarang ngolah singkong (sebuah pembelaan, padahal gak bisa masak ..hehehe).

Singkong di potong-potong, di kukus terus di ungkeb semaleman pake bumbu ketumbar, garam, dan bawang putih. Terus di goreng, hasilnya kaya gini,nih.


Di makan hangat-hangat plus teh manis jadi sarapan pagi. Tapi, ternyata singkong goreng ini gak dilirik sama anak saya (tega banget nih, padahal emaknya cape-cape bikin). Akhirnya, sisa singkong yang belum di goreng saya coba potong kecil-kecil kaya keripik. Eh, dia doyan. Mungkin anak-anak lebih suka ukuran kecil kali ya :D.

Thx mbak Evia, akhirnya gara-gara lihat foto saya mau ngolah singkong...hehehehe

Sabtu, 11 Juni 2011

Penjara Banceuy-Sekarang

Setelah membaca buku "Wajah Bandung Tempo Dulu"-nya Haryanto Kunto, salah satu yang ingin saya lihat adalah bekas penjara Banceuy yang disebutkan dalam buku telah dihancurkan dan yang tertinggal hanya kamar tahanan no.5 bekas Bung Karno.

Akhirnya kesempatan itu datang dengan tidak disengaja, karena:
  1. Kebetulan waktu itu saya mengikuti pelatihan penulis/pengarang bahasa sunda di Jl. Naripan 9 (Gedung YPK-Yayasan Pusat Kebudayaan), yg posisinya dekat dengan jl. Braga & Banceuy
  2. Demi sebuah kata 'penghematan' (hemat ongkos), saya dan kawan jalan kaki melewati Jl. Banceuy ke arah Alun-alun Bandung, setelah pelatihan selesai.
    Saya mengutarakan niat  untuk melihat bekas penjara tersebut yang ternyata di-amini oleh kawan saya.

Saat tiba di komplek toko, saya melihat ada sebuah bangunan seperti penjara yang terletak dipinggir Jl. Banceuy (gambar di bawah ini). Langsung saja saya mengeluarkan kamera saku dan jeprat-jepret memotret, sambil bilang dengan yakinnya kepada kawan saya bahwa itulah sisa penjara Banceuy (sotoy mode : on).


Ternyata, kawan saya tidak percaya dengan apa yang saya katakan (maklum kawan saya ini sering dikibulin). Tanpa basa-basi dia langsung bertanya pada seorang Ibu penjual kaki lima. Dan, dengan suara keras Ibu tersebut berkata bahwa yang saya foto bukan penjara Banceuy. Karena penjara Banceuy berada di dalam komplek pertokoan. Arah lurus dari bangunan itu, kemudian belok kanan.

Malu? nggak dong ...masa malu. Saya bilang saja dengan santai  bahwa bangunan tersebut sepertinya bekas tempat penjaga, semacam pintu gerbang gitu. Kalau disebut hanya bangunan biasa, kenapa harus dipagar dengan rantai seperti itu (sebuah pembelaan...hehehe)


Nah, ini dia kamar tahanan bekas Bung Karno. kondisinya masih bagus, hanya didalamnya kurang perawatan (terdapat sampah) dan bekas coretan. Entah siapa pelakunya, mungkin sang pelaku belum bisa menghargai sejarah.


Di belakang kamar tahanan terdapat sebuah tugu atau entahlah, tidak ada keterangan tentang bangunan ini dan tidak ada sumber yang bisa ditanya (habis ga ada siapa-siapa, kecuali kami berdua).


Tulisan ini saya tulis juga di sini