Total Kemacetan

Selasa, 08 Mei 2012

Lirik Dari Sang Pengamen

Pagi-pagi seorang pengamen sudah mulai melantunkan tembangnya
"apa artinya malam minggu bagi orang yang tidak mampu,  mau ke pesta tak ada uang, lebih baik begadang sambil berdendang, yang penting hati senang....."

Jujur saja mendengar lirik tersebut sedikit ilfill dibuatnya. Lirik tersebut menggambarkan seseorang yang hanya ingin bersenang-senang tanpa mau berusaha. Kenapa malam minggu harus identik dengan pesta pora? kalau memang merasa tidak mampu dalam masalah ekonomi kenapa tidak mau bekerja? Bukankah dalam agama juga diajarkan "Qod aflahal mujhid muzhid - sungguh beruntung orang yang hemat dan mau bekerja keras".

Saya jadi berpikir, apakah karakteristik orang Indonesia seperti itu sehingga tercipta lirik lagu seperti di atas yang selalu mengharapkan belas kasihan orang, berisi keluhan dsb.

Banyak yang mengaku tidak mampu, tetapi dalam keseharian pekerjaannya hanya diam saja, menjemur badan, ngobrol ngalor ngidul, main gapleh dll. Padahal di sisi lain ada yang bekerja keras banting tulang, memanfaatkan lahan dengan bercocok tanam, berniaga, bekerja sebagai kuli, tetapi tanpa mengeluh atau berucap bahwa "saya miskin".

Ada satu contoh yang membuat saya terharu. Seorang Ibu dengan 12 anak yang ditinggal suaminya tanpa ada uang pensiun berhubung suaminya hanya seorang supir truk. Tetapi, beliau tidak pernah meminta belas kasihan. Pagi-pagi sang Ibu bercocok tanam, siangnya bekerja paruh waktu memasang mute kerudung & baju. Dan, saya lihat anak-anaknya tidak ada yang kelaparan.

Tidak ada sesuatu yang instant dalam hidup ini, semuanya harus dilakukan dengan berusaha dan berdoa. Mie instant aja harus ada usaha untuk memasaknya ...