Total Kemacetan

Selasa, 03 Agustus 2010

Menghilangkan Penat di Katumiri


Hari minggu, tanggal 25 juli 2010 jam 7.00 kami (rombongan dari mesjid) berangkat ke Katumiri(Jl Cihanjuang km 5,56). Sebelumnya saya coba googling tentang katumiri dengan keyword 'katumbiri' maklumlah meskipun orang Bandung tapi belum pernah kesana, dan tidak ada karena ternyata penulisannya 'katumiri'.
Setahu saya, yang artinya 'pelangi(rainbow)' dalam bahasa Sunda adalah kata 'katumbiri' bukan katumiri...whatever-lah...hehehe.
Karena bersama rombongan, kita tinggal masuk saja tanpa tahu HTM :p. Selain udaranya yang sejuk anak saya (21 bln) bebas bermain dan terlihat senang. Untuk orang dewasa ada beberapa permainan yang cukup memacu adrenalin, seperti flying fox, panjat dinding,  hi-rope, dan lain-lain rata-rata Rp 15.000/permainan.

Yang paling menguras tenaga adalah perjalan menuju curug panganten karena saya dan suami pulang-pergi harus bergantian menggendong Najmi (anak saya) dengan rute turunan dan tanjakan yang tajam, cukup membuat kaki gempor dan sakit dada.


Sangat disayangkan, sekarang curug panganten (air terjun pengantin) tidak sejernih dulu, menurut seorang Bapak yang asli orang Bandung. Sekarang airnya berwarna coklat dan penuh dengan sampah plastik yang sepertinya terbawa hanyut saat hujan atau pengunjung yang ikut berpartisipasi menitipkan sampahnya, dan saya tidak mau menjadi salah satu pengunjung seperti itu jadi lebih baik saya simpan sampah di tas dan tentunya dibuang ke tempat sampah dong...