Total Kemacetan

Rabu, 07 Juli 2010

A Little Trip To KL

Jumat, 2 Juli 2010
Dari rumah jam 4.45 menuju shuttle bus Cipaganti (jam keberangkatan ini berdasarkan rekomendasi dari customer service Cipaganti), dan ternyata kepagian karena tiba di Cengkareng jam 8.00 sedangkang keberangkatan pesawat  jam 14.00.
check in jam 11.30 melalui pintu 2D, bayar boarding pass, pemeriksaan pajak, pemeriksaan passport, dan akhirnya menunggu di lobby menunggu dipanggil masuk pesawat.
Akhirnya, takeoff jam 14.30.
Tiba di LCC(Low Cost Carrier) - Kuala Lumpur jam 18.00, karena perbedaan waktu 1 jam lebih cepat tetapi cuaca masih terang. Bandara LCC ini awalnya untuk pesawat kargo saja, tetapi akhirnya diperuntukkan bagi pesawat kecil, seperti AirAsia.

Dari bandara ke homestay(di Jl.Setiawangsa 1A) naik bis ke Salak Tinggi disambung dengan fast train ke KL Sentral. Dari KL Sentral di jemput Nisa menuju Setiawangsa.

Sabtu, 3 Juli 2010
Acara keluarga (pernikahan adik saya, Gambit&Nisa)

Minggu, 4 Juli 2010
mengunjungi KLCC,Central Market,Batu Caves,Putrajaya.
KLCC (Kuala Lumpur City Center) : mengunjungi aquaria, semacam sea world dan melihat indahnya air mancur yang berbeda-beda tiap menitnya di dekat Petronas towers.

Central Market : Area belanja oleh-oleh

Batu Caves Selangor : Tempat peribadahan umat Hindu yang terletak didalam gua yang memiliki anak tangga berjumlah 272. Beruntung saya berhasil menaiki anak tangga tersebut dan sampai di gua utama, sayangnya cuaca tiba-tiba mendung sehingga harus segera turun.

Putrajaya :pusat administrasi Malaysia yang baru menggantikan posisi Kuala Lumpur.Didirikan pada tanggal 19 Oktober 1995, namanya diambil dari nama Perdana Menteri Malaysia yang pertama, Tunku Abdul Rahman Putra dan juga menjadi wilayah persekutuan Malaysia yang ketiga (2 wilayah lainnya adalah Kuala Lumpur dan Labuan). sumber :wikipedia

Senin, 5 Juli 2010
Mendadak demam&sakit tenggorokan, akhirnya istirahat. Malamnya, wisata kuliner ke kedai mamak menikmati roti naan berbagai rasa (garlic,keju,dan original). Demi ini, sakit tenggorokan lewat saja. Mampir ke Petaling Street, tp kemaleman jadi pedagangnya sudah beres-beres. Petaling street dikenal sebagai tempat menjual barang-barang tiruan atau orang sana menyebutnya cloning.

Selasa, 6 Juli 2010
Pulang ke tanah air sebelumnya mampir dulu di toko buku kinokuniya,Low Yat, dan Sepang F1 Circuit

catatan :
  • Malaysia sepanas Jakarta, tapi selama disana saya tidak bertemu dengan nyamuk dan cicak, heran mode : on
  • Rumah-rumah di Malaysia sepertinya mempunyai standar sendiri, karena setiap rumah memiliki kipas angin atau AC, saklar yang sama dengan tulisan made in Malaysia, atap rumah yang berbentuk segitiga, kotak surat dan tempat sampah.
  • Di jalan kota tidak ada truk yang berlalu lalang
  • Setiap perumahan memiliki arena bermain untuk anak dan terpelihara dengan baik
  • Disepanjang jalan selalu ada saja rumah yang mengibarkan bendera Malaysia (rasa kebangsaan yang tinggi)
  • Pemerintah melindungi penduduk asli, contohnya HTM untuk memasuki aquaria untuk pendatang dan penduduk berbeda RM 10 (RM 1=Rp 2795). Adanya kampung Melayu, bangunan asli rumah tidak boleh diubah dan kepemilikan tidak boleh selain orang Melayu
  • Tidak ada pedagang kaki lima yang berjualan seenaknya dipinggir jalan. Ada pasar-pasar khusus tempat menampung pedagang kaki lima
  • Pemerintah membangun rumah susun bagi penduduk menengah kebawah dengan fasilitas memadai sehingga tidak ditemukan bangunan-bangunan liar
  • Jangan menyebut kata "dadah" di Malaysia karena artinya "ganja"


6 komentar:

  1. Sayang banget, malah sakit he2 ;p
    kayanya tipis ya harapan kita buat mengikuti jejak malaysia, karena banyak bangunan2 kuno&tradisional udah digusur dgn alasan ketinggalan jaman atau dimodernisasi :(
    plus kesadaran aparatur&masyarakatnya yg kurang, juga penegakan undang2 yang tidak tegas/setengah2 yang semakin nambah runyam masalah, ya sud hasilnya ky sekarang ini.
    Wah, kalo yang terakhir sepertinya pengalaman pribadi ha3, (dadaah..). Tetep, semuanya jadi pengalaman yg tak terlupakan seumur hidup he2..
    Welcome back in our lovely country ;)

    BalasHapus
  2. Weeiits... Jalan2 ka KL geuningan. Ih, padahal mah abdi nitip. hihihi...
    FYI, LCCT sama KLIA sebenernya bandara yg sama, yang beda hanya Terminalnya saja, bandaranya sih itu2 juga. Terminal LCCT terletak di sebelah Terminal Cargo, jadi keliatannya ini adalah Bandara Cargo. hehehee...

    BalasHapus
  3. @ kang Reka :waah...makasih banget informasinya, sangat berguna ...Kalau yang sudah lama di negeri jiran mah tau bgt yaa...hehehe
    btw,kang reka sanes alim dititipan tp bilih teu cekap dibagasina, bilih overweight.. hihihi *teu nyambung.com*

    @mas dudy :sebenernya kalau kata org Malaysia-nya sendiri pelestarian bangunan kuno tergantung kebijaksanaan negara bagian,kalau dikuasai partai pembangkang ya...sudah ...maen gusur aja kaya di sini.Tapi,setidaknya masih ada yg dilestarikan oleh mereka...dan mudah2an kita bisa mengikuti hal2 yang baiknya. Bukankah dulu saja (sekitar tahun 80an) Malaysia mengimpor guru dari Indonesia? jadi seharusnya kita lebih maju dari mereka...tanya kenapa? hehehehe. Tapi, tetep bangga sama Indonesia yang memiliki banyak kekayaan dari kekayaan alam sampai budaya...cuma sayangnya belum terkelola dengan baik.
    betuull...banget,Dud...menyebut kata "dadah" itu pengalaman bgt, pantesan dipelototin hahaha.

    BalasHapus
  4. nisa@ KLIA- international airport.15 minutes from LCCT.2 different terminal..but tempat nya hampir aja :) but bukan bandara yang sama :P .

    BalasHapus
  5. Teu ngajak2 uy ka malay teh...

    BalasHapus
  6. bisi ngisinkeun,ah diajak mah ke geura ngajak meuli cimol jeung gorengan,euweuh di ditu mah...heuheu.

    BalasHapus